Makna Sejati Kisah Palgunadi
Kisah pewayangan bukan hanya sebagai kekayaan sastra dalam budaya Jawa. Selain sebagai pesona kebudayaan Indonesia, beragam kisah dalam sastra Jawa juga menjadi bagian unik yang menarik untuk dipelajari. Hampir semua dari kisah tersebut memang menyimpan makna dan pelajaran tersendiri. Termasuk dalam kisah Palgunadi.
Kisah Palgunadi pada dasarnya berawal pada kisah cinta atas tiga pihak yakni Palgunadi, Arjuna dan Dewi Anggraini. Dewi Anggraini sendiri adalah merupakan Bidadari Warsiki atau Putri Hapsari sekaligus istri dari Palgunadi. Palgunadi sendiri adalah seorang pangeran dari Kaum Nisada yang merupakan kaum paling rendah dalam mitologi pewayangan.
Palgunadi memiliki kesaktian yang tinggi dan mahir menggunakan senjata panah, namun ia sendiri merasa masih perlu memperdalam ilmunya kepada Resi Drona. Keinginannya tersebut sangat kuat dan tidak dapat terbendung lagi.
Namun penolakan justru datang dari Resi Drona karena ia sudah terlanjur janji kepada Arjuna. Resi Drona khawatir jika ia melatih Palgunadi, maka janjinya kepada Arjuna untuk menjadikannya sebagai satu-satunya kesatria panah tidak dapat ia penuhi kepada Arjuna.
Ternyata penolakan Resi Drona tidak menjadikan Palgunadi patah semangat, ia pun belajar memanah sendiri dengan membuat patung Drona dan menghormatinya seolah-olah patung tersebut adalah Resi Drona yang asli. Ia pun belajar dengan gigih hingga akhirnya memiliki kecakapan memanah melebihi Arjuna. Kegigihannya pun berbuah manis ketika Sang Hyang Widhi menghadiahinya cincin pusaka Mustika Ampal yang membuatnya menjadi ksatria yang tak terkalahkan.
Di sisi lain, Palgunadi ingin memberitahukan Resi Drona bahwa ia telah memiliki kemampuan memanah dan menjadi seorang raja. Ia pun mengirim persembahan kepada Resi Drona dan meminta istrinya untuk memberikan langsung kepada Resi Drona. Namun ditengah jalan, Dewi Anggraini bertemu dengan Arjuna yang sedang dalam pertapaannya.
Arjuna pun ternyata jatuh hati akan kecantikan Dewi Anggraini. Ia pun meminta Dewi Anggraini menjadi istrinya. Dewi Anggraini yang setia menolak dan segera melarikan diri dari Arjuna. Peristiwa tersebut ternyata membuat Dewi Anggraini celaka hingga jatuh kesebuah jurang, namun sang ibu Dewi Anggraini yang seorang bidadari menyelamatkannya dan mengembalikan Dewi Anggraini ke Palgunadi.
Mengetahui hal tersebut, Palgunadi marah besar dan berniat membunuh Arjuna. Arjuna pun ternyata gugur karena Palgunadi memiliki kekuatan sakti berkat cincin pusaka Ampal yang dimilikinya. Namun Arjuna yang telah meninggal kemudian dihidupkan kembali oleh Kresna karena dianggap masih dibutuhkan saat perang Batarayudha berlangsung nanti.
Arjuna yang kembali hidup mengetahui perihal cincin pusaka Ampal milik Palgunadi, ia pun kembali meminta Resi Drona untuk mengambil cincin Ampal milik Palgunadi agar ia dapat mengalahkannya. Resi Drona pun langsung menemui Palgunadi dan meminta cincin Ampal tersebut dengan alasan ia telah membunuh muridnya, Arjuna. Merasa bersalah, Palgunadi pun bersedia melakukannya dengan langsung memotong jarinya agar cincin dapat terlepas. Seketika itu juga, Palgunadi kehilangan kekuatannya.
Mengetahui hal tersebut, Arjuna kemudian menyerang Palgunadi. Tanpa kekuatannya, Palgunadi kemudian dengan mudah terkalahkan dan mati. Saat itu, Arwah Palgunadi pun berjanji akan menuntuk balas kepada Resi Drona karena merasa disakiti. Sementara mengetahui hal tersebut, istri Palgunadi yakni Dewi Anggraini melakukan bela pati yaitu bunuh diri untuk kehormatan suami dan diri sendiri. Bela pati juga dilakukannya agar menghindari Arjuna yang menginginkan dirinya.
Kisah Palgunadi memang menjadi drama percintaan yang tragis dan ironi dalam sejarah pewayangan Jawa. Nasihat tentang kesetiaan, kesatriaan serta kelicikan pun tergambar jelas dalam kisah ini. Palgunadi merupakan contoh dari tokoh protagonis yang nyata terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Sementara sifat licik dari Arjuna dan kesetiaan yang ditunjukan oleh Dewi Anggraini juga dapat ditemui dalam kehidupan nyata. Tak heran kisah ini selalu dijadikan pelajaran bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan di dunia.